Unpad Jajaki Kerja Sama dengan Dua Universitas dari Mesir

31 07 2010

unpad-mesir[Unpad.ac.id, 30/07] Untuk meningkatkan kompetensi dosen dan mahasiswa dalam bidang ekonomi syariah dan kemahiran berbahasa Arab, Unpad menjajaki kerja sama dengan universitas-universitas di Mesir. Upaya penjajakan kerja sama ini disambut baik oleh dua perguruan tinggi di Mesir, yaitu Universitas Suez Canal dan Universitas Al-Azhar, Mesir.

Pembantu Dekan III Fakultas Sastra Unpad menyerahkan kenang-kenangan kepada perwakilan Universitas Suez Canal Mesir di PSBJ Fasa Unpad, Kamis (29/07). (Foto: Marlia)

Untuk menjajaki kerja sama tersebut, perwakilan dari kedua universitas tersebut hadir mengunjungi Unpad untuk membicarakannya lebih lanjut. Perwakilan dari Universitas Suez Canal yang hadir adalah Dekan Fakultas Sastra dan Ilmu-ilmu Humaniora, Prof. Dr. Hassan Abdel Alim Abdel Gawad Yousef, dan Pembantu Dekan bidang Pascasarjana dan Riset Fakultas Sastra dan Ilmu-ilmu Humaniora, Prof. Dr. Abdel Hahiz Mohamed Hassan. Sementara perwakilan dari Universitas Al-Azhar adalah Direktur Eksekutif Pusat Studi Ekonomi Islam Sholah Kamil Universitas Al Azhar, Dr. Moustafa Moustafa Desauki Kesba. Mereka diterima oleh Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia beserta jajarannya, di Ruang Rektor Unpad, Gedung 1 Lantai 2 Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, Kamis (29/07).

Pada kunjungan tersebut, ketiga perwakilan dari Mesir tersebut juga menyempatkan berdialog perihal kerja sama tersebut dengan beberapa orang perwakilan dari Fakultas Ekonomi dan Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Unpad, di Ruang Rapat Kerja Sama Unpad, Gedung Kerja Sama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung, yang difasilitasi oleh Direktur Kerja Sama Unpad, dr. Ramdan Panigoro PhD.

Dalam dialog tersebut, perwakilan dari FE, Prof. Dr. Nen Amran menjelaskan bahwa saat ini FE sedang membangun program studi Ekonomi Syariah, baik untuk jenjang S-1, S-2 dan S-3. Untuk itu, dalam rangka meningkatkan kompetensi dosen dalam bidang Ekonomi Syariah tersebut, FE ingin mengajak dosen-dosen dari Mesir untuk memberi penataran Ekonomi Syariah untuk dosen-dosen di FE Unpad. Selain itu, FE ingin mengajukan pengiriman dosen untuk belajar Ekonomi Syariah di Mesir dan meminta kesediaan dosen-dosen dari Mesir untuk menjadi promotor bagi mahasiswa pascasarjana FE Unpad yang mengambil penelitian tentang Ekonomi Syariah.

“Di sini juga masih kekurangan literatur untuk menambah wawasan Ekonomi Syariah. Kami berharap dengan kerja sama ini, kami bisa terbantu, apakah dengan membeli, meminjam atau menukar. Selanjutnya kerja sama tentang sandwich program, pertukaran mahasiswa dan sebagainya akan dibicarakan kemudian,” pungkas Prof. Amran.

Menanggapi hal tersebut, Dr. Moustafa yang juga pakar ekonomi Islam di Mesir menjelaskan bahwa upaya FE untuk mengembangkan Ekonomi Syariah sudah tepat. Untuk peningkatan kompetensi dosen, ia mensyaratkan tiga hal yang harus dimiliki dosen untuk belajar Ekonomi Syariah, yaitu bisa berbahasa Arab, memahami Fiqih Muamalah dan paham ekonomi yang tercantum dalam Al Quran dan Sunnah nabi.

Dr. Moustafa juga mengatakan bahwa penataran bagi dosen dapat saja dilakukan secara intensif dengan mengirimkan guru besar Ekonomi Syariah dari Mesir. Selain itu, pihaknya juga siap memberi kontribusi untuk penyusunan kurikulum Ekonomi Syariah dan menggelar seminar bersama tentang Ekonomi Syariah tersebut. Terkait pertukaran mahasiswa, ia menjelaskan bahwa Unpad harus menandatangi memorandum of understanding (MoU) dengan universitasnya terlebih dahulu.

Pada dialog tersebut, Ketua Jurusan Sastra Arab, Dr. Tajudin Nur, M.Hum., menjelaskan kepada para tamu dari Mesir tersebut bahwa dosen dan mahasiswa Unpad perlu meningkatkan kemampuan dan kemahiran berbahasa Arab. Salah satu upayanya adalah mengirimkan dosen dan mahasiswa Sastra Arab Unpad untuk belajar langsung di negara yang berbahasa Arab.

Menanggapi hal tersebut, Prof. Hassan yang juga pakar bahasa dan sastra Arab mengatakan bahwa pihaknya sangat terbuka untuk melakukan kerja sama semacam ini. Ia juga berharap, tidak hanya orang Indonesia yang belajar bahasa Arab, tapi juga orang Arab belajar bahasa Indonesia. “Di tempat kami baru saja dibuka Pusat Kebudayaan Cina, seharusnya Indonesia juga membuka semacam itu. Pada bulan ke sembilan nanti bahasa Indonesia akan jadi salah satu mata kuliah yang diajarkan di tempat kami,” jelasnya.

Sementara itu, Prof.Abdel yang juga pakar bahasa dan sastra perbandingan mengatakan  bahwa kerja sama ini bisa dilanjutkan untuk program double degree dan pengiriman dosen untuk belajar di Mesir selama tiga bulan. Untuk mahasiswa pascasarjana, bisa saja mahasiswa menulis penelitian disini dan mendapat bimbingan di Mesir. Untuk mempermudah pengajaran berbahasa Arab, bisa juga dilakukan dengan belajar melalui program komputer, e-learning atau program belajar jarak jauh.


Aksi

Information

Tinggalkan komentar