Prof. Dadang Suganda, Usung Tema “Kemajuan dan Kesejahteraan Unpad”

20 10 2010

[Unpad.ac.id, 20/10] Prof. Dadang Suganda *Sebagai salah satu Bakal Calon (Balon) Rektor Unpad periode 2011-2015, Prof. Dadang Suganda yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Sastra Unpad mengusung tema sosialisasi “Kemajuan dan Kesejahteraan Unpad”. Berbagai strategi dan rencana sudah disusun oleh Prof. Dadang, termasuk sebuah strategi yang terus disusun untuk meningkatkan pencapaian prestasi dan kesejahteraan Unpad.

“Kenapa kemajuan dan kesejahteraan? Karena ketika Unpad menggalang World Class University (WCU), itu merupakan sebuah sasaran kemajuan. Ketika semua bidang sudah menjadi internasional, maka jangan stagnan sampai di situ, harus ada capaian-capaian lain. Kemajuan yang saya usung itu fleksibel dan situasional dengan tuntutan dinamika pada saat itu,” jelas Prof. Dadang.

Prof. Dadang mengatakan bahwa untuk mengimplementasikan tema tersebut, hal yang paling diperhatikan adalah penataan program studi (prodi). Dalam arti akan melakukan semacam audit untuk pemetaan tentang prodi berdasarkan 8 standar nasional pendidikan. Hasil audit tersebut akan menggambarkan kondisi faktual prodi untuk menentukan kebijakan.

“Mengaju pada capaian Unpad menjadi WCU, saya akan memenuhi kebutuhan dalam tataran infrastruktur akademik. Dalam arti mendata standar pendidikan bagi prodi-prodi yang belum terakreditasi A. Dalam hal tersebut akan dibutuhkan dukungan dari universitas, dan kami akan mendukung untuk pencapaian prodi sampai dengan taraf internasional,” ungkap Prof. Dadang.

Hal lain yang kemudian di usung menjadi tema sosialisasi Prof. Dadang adalah kesejahteraan. Prof. Dadang menuturkan bahwa kesejahteraan dosen maupun tenaga pendidik merupakan sebuah hal yang penting untuk diperhatikan. “Terkait hal ini saya akan beranalogi dari pengalaman memimpin Fakultas Sastra, bagaimana cara memotivasi dan memfasilitasi civitas academica di tengah kondisi faktual,” tuturnya.

Kesejahteraan, lanjut Prof. Dadang, tidak selalu dalam bentuk materi, tapi juga bisa dalam bentuk prestasi. “Kami akan mendorong seluruh civitas academica untuk terus berprestasi. Peran fakultas maupun universitas akan terus digalakkan dengan memantau dan memfasilitasi untuk mendukung pencapaian prestasi,” kata Prof. Dadang lagi.

Sedikit mundur ke belakang, Prof. Dadang bercerita mnengenai kondisi Unpad masa dulu dan sekarang. Prof. Dadang bercerita bahwa Unpad saat ini telah berubah wajah dan berbeda dengan kondisi saat lampau. “Saya masuk Unpad tahun 79, sedikit tahu tentang masa lalu Unpad. Dilihat dari sisi dinamika masyarakat, Unpad sudah berubah wajah, itu bisa dilihat dari kondisi fakultas, akademik, maupun infrastruktur saat ini sudah jauh lebih baik dan lebih terorganisir,” ungkapnya.

Prof. Dadang menuturkan bahwa salah satu hal yang mengubah Unpad berbeda dengan masa lampau adalah iklim prestasi. “Dulu atmosfir prestasi itu tidak terlalu bergemuruh seperti sekarang. Saat ini bagi dosen, mahasiwa atau tenaga pendidik yang tidak mempunyai prestasi itu rasa-rasanya akan ketinggalan,” tuturnya.

Iklim prestatif tersebut menurut Prof. Dadang merupakan hal yang positif yang harus terus dikembangkan. “Iklim tersebut akan menciptakan prestasi-prestasi yang akan terus berkembang. Ujungnya akan terbentuk pencitraan positif bagi individu yang kemudian akan menular pada fakultas termasuk kepada lembaga dalam hal ini universitas,” imbuhnya.

Prof. Dadang sendiri mencicipi pendidikan tinggi di Unpad sebagai mahasiswa yang tergolong aktif dalam organisasi dan kegiatan mahasiswa seperti Himpunan Mahasiwa, Senat Mahasiswa, Lingkungan Seni Sunda (Lises),  serta Gelanggang Seni Sastra Teater dan Film (GSSTF). Sementara dalam perjalanan karir, pria kelahiran tahun 1960 ini memulai karir sebagai dosen, Pembantu Ketua Bidang Keuangan Progran D-III Sastra, kemudian sebagai Dekan.

Untuk gambaran Unpad masa depan, Prof. Dadang berharap bahwa Unpad mendapatkan pengakuan prestasi nasional, regional maupun internasional. “Saya harap Unpad bukan hanya di nomor 4 atau 5, tapi juga nomor 1. Saya yakin bisa, karena Unpad punya banyak potensi seperti kewilayahan, budaya, SDM, serta asesibilitas,” harapnya.

Ayah dari dua anak ini juga mengatakan bahwa menjadi rektor merupakan sebuah amanat dan juga sebuah anugerah untuk di emban dengan sebaik-baiknya. “Dari awal secara pribadi saya takut terpilih, namun banyak teman dan rekan terutama di Sastra meminta dan mendukung saya mencalonkan diri menjadi rektor. Saya harus siap dan juga harus berpikir ke depan bagaimana saya mempersiapkan diri. Kalupun nanti tidak jadi, itu bukan sebuah persoalan. Tapi kalau jadi itu merupakan amanat dan sebuah anugerah,” katanya.

Sementara itu, Pembantu Dekan I Fakultas Sastra, Reiza D. Dienaputra, mengatakan bahwa Prof. Dadang merupakan sosok yang mempunyai loyalitas tinggi pada pekerjaan, dan mempunyai kapasitas sebagai seorang pemimpin. Ditambah juga dengan pemikirannya yang selalu penuh dengan inovasi.

“Kekuatan calon yang satu ini terdapat di jiwa wirausahanya. Ide-ide yang positif bisa dioperasionalkan dalam ranah akademik. Selain tegas, juga punya human relation yang bagus baik ke tingkat atas, kolega maupun ke tingkat bawahan. Dengan modal tersebut, saya optimis Pak Dadang mampu memimpin Unpad,” ungkapnya.

Begitupun penilaian dari staf pengajar Fakultas Sastra, Hesti Puspa H., yang mengatakan bahwa Prof. Dadang seorang wirausahawan yang mempunyai wawasan yang luas serta selalu memperhatikan kesejahteraan. “Saya kira Pak Dadang sanggup untuk menuju Rektor. Punya jiwa pemimpin, mampu menempatkan diri, memfasilitasi, demokrasi, dan selama hal yang positif pasti selalu diapresiasi,” tuturnya.

Sementara itu mahasiswa serta pengurus BEM Fakultas Sastra Unpad, Khoerullana dan Resti Kartika, mempunyai penilaian yang sama mengenai Prof. Dadang. “Cara memimpin dekan kami bisa diandalkan, kinerjanya mengelola fakultas juga sangat baik,” ujar Khoreullana, yang diamini pula oleh Resti.


Aksi

Information

Tinggalkan komentar